Jumat, 26 September 2014

Hewan Invertebrata



Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang, juga sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata. Filum-filum hewan invertebrate

a. Filum protozoa
Frotozoa merupakan hewan bersel satu yang hidup di dalam air, protozoa memakan tumbuhan dan hewan, frotozoa berkembang biak secara reproduksi unseksual atau vegetatif dengan cara membelah diri dan dengan cara seksuan / generatif konjugasi.
Filum frotozoa terbagi menjadi beberapa kelas:
1) Kelas hewan berambut getar (cikata)
2) Kelas hewan berkaki semu (rhizopoda)
3) Kelas hewan berspora (sporozoa)
4) Kelas hewan berbulu cambuk (flogellato)

b. Filum forifera (hewan berfori)
Forifera merupakan hewan air dan hidup di laut bentuk tubuh seperti tumbuhan yang melekat pada suatu dasar laut, jadi forifera dapat berpindah tempat dengan bebas, tubuh forifera seperti tabung yang memiliki banyak pori (lubang kecil pada sisinya dan mempunyai rongga di bagian dalam) forifera dapat berkembang biak dengan cara generatif dan vegetatif. Forifera terdiri dari tiga kelas :
1) Kelas corcorea
Terdiri dari zat kapur (spikula) dan hidup di laut yang dangkal, contoh; seghpha SP, charsarina SP
2) Kelas hexactinelida
Terdiri atas zat kersik dan hidup di laut yang dalam. Contohnya pnerorepa SP
3) Kelas demospangia
Tubuh lunak bahkan tidak mempunyai rangka, contoh spongia SP

c. Filum coelentrata (hewan berongga)
Coelentrata berasal dari kata coilos (berongga) dan entron (usus) coelentrata mempunyai dua macam bentuk yakni bentuk pasif yang menempel pada suatu dasar dan tidak berpindah. Coelentrata terdiri dari 3 kelas :
1) Kelas anthozoa
2) Kelas hydrozoa
3) Kelas scyphozoa

d. Filum platyhelminthes (cacing pipih)
Kata platyhelminthes berasal dari bahasa Yunani, kata plays (pipih) dan hemlines (cacing). Platyhelminthes adalah yang mempunyai pipih. Hewan golongan ini mempunyai tubuh simetris bilateral, (kedua sisi sama), tubuh lunak dan tidak bersegmen (ruas) tetapi tidak mempunyai peredaran darah. Platyhelminthes terbagi ke dalam tiga kelas yaitu :
1) Kelas turbellaria (cacing berambut getar)
2) Kelas trematoda (cacing isap)
3) Kelas cestroda (cacing pita)

e. Filum Mollusca (hewan lunak)
Sesuai dengan namanya, hewan lunak mempunyai tubuh lunak yang dilindungi oleh cangkang dari bahan kalsium (kapur) mollusca bersifat hermoporit, mempunyai sistem pencernaan, sistem pernapasan, dan sistem pengeluaran. Mollusca dibedakan menjadi 4 kelas :
1) Kelas lamilli brancuiata (golongan karang dan tiram)
2) Kelas gastropoda (golongan siput)
3) Kelas cephalopoda (golongan cumi-cumi)
4) Kelas amphineura

f. Filum enchinodermata (hewan berkulit duri)
Kata di atas berasal dari bahasa Yunani echimos (landak) dan derma (kulit) semua hewan yang termasuk filum echinodermata biasanya hidup di laut, bentuk tubuhnya simetris radial (sisi tubuh melingkar sama). Mempunyai sistem ameudakral (sistem pompa air). Rangka dalam berkapur dan memiliki banyak duri yang menonjol. Daya generasinya amat besar. Filum enchinodermata terdiri dari 5 kelas yaitu :
1) Kelas bintang laut (asteroidal)
2) Kelas landak laut (echinoidal)
3) Kelas bintang laut (opiuroidal)
4) Kelas lilin laut (crinoidal)
5) Kelas teripong (holothuroidae)

 g. Filum antropoda
Filum ini mempunyai Jumlah species yang paling besar dibandingkan filum-filum lain. Tubuh dan kaki beruasa-ruas dan simetris bilateral, rangka luar mengandung zat kimia. Antropoda mempunyai peredaran darah, tetapi darahnya tidak berwarna, pertumbuhannya lama mengalami metamorfosis (perubahan bentuk). Filum antropoda terdiri atas :
1) Kelas serangga (insecta)
2) Kelas laba-laba (arachoidae)
3) Kelas udang-udangan (erustacea)
4) Kelas lipan (mynapoda)


Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata

a. Sistem pencernaan pada hewan protozoa
Misalnya pada amoeba merupakan hewan bersel satu segala aktivitas hidupnya terjadi di dalam sel itu sendiri. Demikian juga pencernaan makanan terjadi di dalam sel, disebut pencernaan indra sel.
Pada waktu amoeba mendapatkan makanan segera amoeba membentuk kaki semu yang mengarah kepada makanan selanjutnya dikelilingi kaki semu kemudian makanan tersebut dibawa ke protoplasma. Dalam protoplasma yang mengandung makanan yang menghasilkan enzim pencernaan. Dalam rongga makanan tersebut terjadi pencernaan makanan. Makanan yang telah dicerna yang berupa sari makanan diserap dari sisa-sisa makanan dan dikeluarkan dari dalam tubuh.

 b. Sistem pencernaan pada golongan hermes
Misalnya pada cacing tanah mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus.
Bagian depan kerongkongan agak membesar disebut paring yang berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir. Makanan cacing tanah berupa humus yang terdapat di tanah yang bersifat asam, dikelilingi kerongkongan terhadap tiga pasang kelenjar yang menghasilkan zat kapur yang dapat menetralkan sifat asam makanannya.

c. Sistem pencernaan pada hewan insecta
Serangga misalnya belalang mempunyai tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan sementara di sebelah bawah tembolok terdapat kelenjar ludah yang menghasilkan ludah. Ludah tersebut dialirkan melalui saluran induk ke dalam rongga mulut. Dari tembolok makanan masuk ke dalam empedal dan dalam empedal makanan dihancurkan, selanjutnya makanan diteruskan ke dalam lambung. Di bagian depan lambung terdapat enam pasang usus buntu yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak dicerna diserap di dalam lambung. Sisa-sisa makanan dari usus melalui peletum dikeluarkan melalui anus.

Rabu, 24 September 2014

Materi untuk PPT evolusi

  • BAB 7 EVOLUS I
  • Standar Kompetensi: • memahami teori evolusi serta implikasinya pada salingtemas Kompetensi Dasar: • menjelaskan teori, prinsip, dan mekanisme evolusi biologi • mengkomunikasikan hasil studi evolusi biologi • mendeskripsikan kecenderungan baru tentang teori evolusi
  • Pengertian n n n n n Evolusi adalah proses perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan memakan waktu yang sangat lama. Evolusi dibedakan menjadi evolusi progresif dan evolusi regresif. Pencetus ide evolusi adalah Charles Darwin. Alfred Wallace juga menghasilkan konsep yang sama dengan Darwin secara terpisah. Joseph Hooker menggabungkan kedua tulisan Charles Darwin dan Albert Wallace menjadi “on the tendency of species to form varieties; and on the perpetuation of varieties and species by natural means of selection.
  • Pembagian Evolusi Organisme Berdasarkan kemampuannya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan,evolusi organisme dapat dibedakan menjadi: •Evolusi progresif: evolusi yang menghasilkan spesies yang memungkinkan berlanjutnya kehidupan berikutnya. •Evolusi regresif: evolusi yang menghasilkan spesies yang tidak memungkinkan berlanjutnya kehidupan berikutnya.
  • Fenomena Evolusi n Hewan dan tumbuhan pertama hidup dalam lautan. n Menurut fosil yang tercipta, makhluk hidup membutuhkan waktu yang lama untuk memulai kehidupan di darat. n Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam evolusi adalah DNA. Bila DNA berubah dalam telur, sperma, atau tepung sari, maka keturunannya akan berbeda dengan induknya. n Salah satu fenomena evolusi adalah adanya jerapah yang berleher pendek dan jerapah berleher panjang.
  • Teori Mengenai Evolusi Sebelum Charles Darwin n Anaximander dan Aristoteles telah menyinggung tentang evolusi n Erasmus Darwin, menyatakan bahwa fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan. n Count de Buffon, menyatakan variasi-variasi kecil yang terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan hingga menjadi penimbunan variasi.
  • Penunjang Gagasan Evolusi n Hakikat evolusi: faktor yang berubah dan faktor yang memengaruhi perubahan. n Gregor Johann Mendel, mengemukakan pendapat adanya faktor dalam yang menurun. Atau yang dikenal dengan Genetika. n Hugo de Vries mengemukakan pendapatnya tentang mutasi, suatu perubahan yang bersifat kekal. Mutasi adalah salah satu sendi evolusi. n Hardy dan Weinberg mengatakan pada kondisi yang ideal frekuensi gen pada populasi dari generasi ke generasi adalah konstan.
  • Perkembangan Teori Evolusi Darwin Hasil perjalanan ke kepulauan Galapagos: burung Finch yang mempunyai paruh dengan bentuk dan ukurannya berbeda-beda, serta menunjukkan adanya hubungan dengan burung Finch di Amerika Selatan.
  • Perkembangan Teori Evolusi Darwin Karena lingkungan yang berbeda-beda itu maka burung yang asalnya sama dari Amerika Selatan itu, akhirnya menghasilkan 14 spesies baru. 1. Enam di antaranya pemakan biji, mempunyai bentuk paruh yang tebal dan kuat untuk memecahkan biji-bijian yang terdapat di tanah. 2. Lainnya merupakan pemakan atau pengisap madu bungabunga kaktus, mempunyai paruh yang lurus, sesuai dengan fungsinya untuk mengisap madu. Keduanya dikelompokkan ke dalam jenis Camarhynchus. 3. Spesies lain ada yang mencari makanan di pohon-pohon, mempunyai paruh yang tebal, lurus, dan mempunyai lidah yang pendek. Burung ini dikelompokkan ke dalam jenis Geospiza.
  • Pro dan Kontra tentang Berbagai Pendapat Evolusi Lamarck vs. Weismann Lamarck vs. Darwin Weismann menentang pendapat Lamarck tentang diturunkannya sifat-sifat yang diperoleh. Perbedaan pendapat tentang munculnya jerapah berleher panjang Percobaan Weismann: mengawinkan 2 ekor tikus yang sudah dipotong ekornya, didapatkan bahwa keturunannya tetap berekor panjang meskipun dilakukan sampai 20 generasi. Lamarck: Semula jerapah berleher pendek, kemudian menjadi panjang karena menjangkau makanannya. Darwin: populasi heterogen, dalam kompetensi mendapatkan makanan, yang berleher panjanglah yang bertahan.
  • Teori Evolusi Lamarck vs. Darwin
  • Petunjuk-Petunjuk tentang Adanya Evolusi Kata fosil berasal dari bahasa Latin fossilis: menggali. Fosil: sebagai sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah membatu. Beberapa tokoh yang telah mempelajari fosil yang berhubungan dengan evolusi: • Leonardo da Vinci, berpendapat bahwa fosil merupakan suatu bukti adanya makhluk hidup di masa lampau. • George Cuvier, mengadakan studi perbandingan antara fosil-fosil dari berbagai lapisan bumi dan organisme yang ada sekarang. Adanya perbedaan antara fosil-fosil dari berbagai lapisan bumi, Cuvier menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah diciptakan organisme yang berbeda dari masa ke masa. Setiap masa diakhiri dengan kehancuran alam. • Darwin, mengatakan bahwa organisme yang terdapat pada lapisan bumi yang tua mengadakan perubahan bentuk menyesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda. Fosil merupakan catatan sejarah yang sangat penting sebagai petunjuk adanya evolusi.
  • Petunjuk-Petunjuk tentang Adanya Evolusi Fosil yang ditemukan di berbagai lapisan bumi paling lengkap berupa fosil kuda. Sejarah perkembangan kuda merupakan suatu contoh yang paling terkenal untuk menerangkan terjadinya perubahan bentuk kuda dari masa ke masa. Skema ilustrasi terjadinya perubahan pada kuda
  • Petunjuk-Petunjuk tentang Adanya Evolusi Homologi: Organ-organ yang mempunyai bentuk asal sama, namun mempunyai fungsi yang berbeda disebut homologi. Kaki depan kuda homolog dengan sayap burung dan tangan manusia, kaki depan anjing homolog dengan sayap burung, dan kaki depan kucing homolog dengan sirip dada ikan. Analogi: Organ tubuh yang menunjukkan kesamaan fungsi tetapi struktur asalnya berbeda disebut analogi.
  • Hukum Hardy-Weinberg Hasil perkawinan Aa × Aa = F2 menurut hukum Hardy-Weinberg dapat dituliskan sebagai berikut.
  • Petunjuk-Petunjuk tentang Adanya Evolusi Suatu organisme memiliki suatu struktur tubuh yang diyakini tidak memiliki fungsi. Struktur tersebut kemungkinan berasal dari organisme sebelumnya. Contohnya, manusia memiliki usus buntu yang fungsinya tidak diketahui. Atau pada beberapa jenis ular, paus, dan lumba-lumba masih memiliki sisa-sisa tulang tungkai, tetapi saat ini tak satu pun dari jenis hewan tersebut yang berkaki. Pelvis dan femur ikan paus Usus buntu manusia
  • Spesies dan Spesiasi n n n n Spesies: Populasi-populasi yang masih dapat melakukan pertukaran gen dan menghasilkan keturunan yang fertil. Variasi, perbedaan morfologi, fisiologi atau kelakuan tidak menjadi alasan dipisahkannya dua populasi menjadi dua spesies yang berbeda. Spesiasi terjadi karena interaksi antara faktor dalam (gen) dan faktor luar (lingkungan). Isolasi reproduksi dapat terjadi akibat pemisahan dua populasi. Terjadi karena penimbunan faktor ekstrinsik yang menyebabkan terjadinya isolasi faktor instrinsik.
  • Macam-Macam Mekanisme Isolasi Intrinsik 1. Isolasi Ekogeografi Dua populasi yang terpisah oleh hambatan fisik. Apabila pada suatu saat kedua populasi tersebut dikumpulkan menjadi satu, keduanya tidak akan mampu saling mengadakan perkawinan. 2. Isolasi Habitat Antardua populasi simpatrik terjadi perkawinan antar sesama populasi setempat namun berbeda sifat-sifat genetiknya. 3. Isolasi Iklim/musim Pinus radiata dan Pinus muricata tergolong simpatrik. Keduanya dapat disilangkan tetapi perkawinan ini tidak pernah terjadi di alam, dikarenakan perbedaan masa berbunga.
  • Macam-Macam Mekanisme Isolasi Intrinsik 4. Isolasi Perilaku Perbedaan pada masing-masing spesies dalam mencari dan menentukan pasangannya untuk menghasilkan keturunan. Tiap individu walau dalam satu spesies, masing-masing mempunyai metode sendiri dalam menarik perhatian pasangannya. 5. Isolasi Mekanik Hal yang menyangkut struktur yang berkaitan dengan peristiwa perkawinan itu sendiri. Misalnya alat kelamin yang jantan mempunyai bentuk yang sedemikian rupa sehingga tidak dapat cocok dengan alat kelamin yang betina (berlaku sistem “lock and key”) 6. Isolasi Gamet Peristiwa ini dijumpai pada tanaman tembakau, meskipun serbuk sari sudah diletakkan pada stigma tetapi tidak terjadi fertilisasi karena inti dari serbuk sari tidak dapat mencapai ovul.
  • Macam-Macam Mekanisme Isolasi Intrinsik 7. Isolasi Perkembangan Peristiwa fertilisasi yang berhasil tetapi embrio tidak dapat tumbuh dan segera mati. 8. Ketidakmampuan Hidup Suatu Hibrida Perkembangan dari hibrida adalah lemah, cacat dan kebanyakan mati sebelum dapat mengadakan reproduksi. 9. Kemandulan Hibrida Hibrida yang terbentuk dan dapat hidup dengan normal ternyata steril karena tidak terjadi pertukaran gen. 10. Eleminasi Hibrida Karena Seleksi Hibrida fertil disertai keturunannya bila berada dalam suatu daerah yang sama dapat hidup dengan normal dapat dianggap sebagai satu spesies.
  • Spesiasi sebagai Akibat Adanya Poliploid n n n n n Hugo de Vries menemukan pada tanaman Oenothera Lamarckiana mempunyai 14 kromosom, namun karena ada peristiwa gagal berpisah, keturunannya mempunyai 28 kromosom yang diberi nama Oenothera gigas. Allopolipoid yaitu poliploid yang terjadi pada hibrida. Keturunan yang bersifat allopoliploid lebih adaptif dibandingkan dengan induknya. Lebih sering ditemukan pada tumbuhan dibandingkan hewan. Dapat digunakan dalam membuat keturunan yang lebih baik untuk dibudidayakan.
  • Radiasi Adaptif n n n Dibedakan dalam populasi-populasi yang tidak memungkinkan terjadinya “persilangan”, di mana fertilisasi masih mungkin namun keturunannya bersifat steril. Contoh pada burung Finch di kepulauan Galapagos yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Pada populasi burung Finch, diduga hanya berasal dari satu spesies saja, tetapi beradaptasi untuk menghindari kompetisi mendapatkan makanan sehingga terjadi spesiasi.
  • Oportunisme, Divergensi, dan Konvergensi n n n n Divergensi adalah garis-garis keturunan yang menyebar. Pada evolusi, keturunan berbentuk bangunan bercabang. Bila percabangan hanya bertahan sampai tengah saja, maka akan teradi kepunahan. Konvergensi: dua makhuluk hidup atau lebih yang mempunyai asal-usul yang berbeda, namun mempunyai bentuk dan fungsi tubuh yang sama karena berada dalam tempat yang sama. Oportunisme adalah bagaimana suatu makhluk hidup membentuk bagian tubuh sepraktis mungkin untuk bertahan hidup dalam proses evolusi dan konvergensi.